Demam KOREA Melanda Indonesia..
Budaya populer yang bertahan satu dekade terakhir. Jija dunia hiburan
adalah sebuah industri, maka industri Korea berhasil mengimpor para
artis/grup yang terus-menerus membombardir dengan bdrbagai nama baru.
Kedatangan Super Junior yang kedua kali di Indonesia pada 26 April
2012 bersama dengan artis baru EXO M yang berada dalam satu manajemen
menjadi bukti strategi industri hiburan Korea merebut pasar di
Indonesia.
Demam Korea berawal dari drama Korea yang tampil di layar kaca.
Pertama-tama pemirsa televisi mengenal drama dari Jepang dan kemudian
drama asal Taiwan. "Meteor Garden" dari Taiwan meraih sukses dan menjadi
bukti selera pemirsa kita.
Kemunculan drama Korea berawal dari "Endless Love" yang diikuti arus
besar gelombang drama Korea di layar kaca rumah-rumah Indonesia.
Ketenaran drama Korea memuncak setelah drama "Full House" yang
dibintangi artis Korea terkenal, Rain dan Song He Kyo. Drama "Endless
Love", "Winter Sonata", "Sassy Girl Chunhyang", "Boys Before Flowers"
dan "Full House" membuat para penonton setianya menjadi pecinta Korea,
mulai dari bahasa, makanan, budaya, dan musik.
Kepopuleran drama-drama tersebut di atas membuat penonton Indonesia
semakin terbuka akan Korea. Sejak saat itu istilah-istilah bahasa Korea
seperti "anyonghasseyo" yang berarti salam, mulai terdengar dari mulut
penonton drama Korea.
Dalam beberapa kesempatan, ketika fans ditanya mengapa menyukai
drama Korea, jawaban yang muncul adalah kaya keragaman cerita dan akhir
cerita yang tak bisa diduga, berbeda dengan sinetron Indonesia yang
mudah ditebak kisahnya. Apalagi drama Korea tak melulu menampilkan kisah
asmara. Ada pula yang menampilkan sejarah dalam drama kolosal yang
memuaskan mata.
Kesuksesan drama Korea rupanya menjadi pintu masuk invasi KPOP, mengubah
selera musik remaja. Telinga remaja Indonesia dengan mudah menerima
lagu pop Korea, KPOP. KPOP merupakan singkatan dari Korean Pop, tren
Korea yang juga dikenal sebagai Hallyu Wave. Dan tren musik KPOP mulai
terlihat sejak 2006. Saat itu group-group seperti Shinhwa, TVXQ, Super
Junior, SS501 mampu merebut hati fans Indonesia.
Demam Korea kini sudah sangat mewabah di Indonesia. Terlihat dari
jumlah fans KPOP di Indonesia yang sangat banyak. Penyebutan sangat
banyak bisa dilihat dari kemunculan beberapa kelompok penggemar yang
tumbuh, terutama di dunia maya. Sejak tahun 2010, fans KPOP di Indonesia
mulai terlihat aktif dalam berbagai kegiatan-kegiatan fans, baik dunia
maya (bermunculan banyak sekali forum atau komunitas fans grup
Indonesia) dan juga dunia nyata (banyak diadakannya
gathering-gathering).
Seorang pedagang pernak-pernik KPOP mengaku tak pernah kekurangan
event gathering. Di Jakarta, minimal satu gathering setiap pekan. Bahkan
pada Minggu, 22 April silam berlangsung empat kegiatan gathering KPOP
di Jakarta. Biasanya acara gathering berisi menonton rekaman konser,
penampilan coverist dance, games antar fans hingga kegiatan amal seperti
kunjungan ke panti jompo.
Kegemaran mengadakan gathering bukan cuma bagi mereka yang di
Jakarta, Bandung lenjadi lokasi penyelenggara rutin gathering meski
hanya dalam skala 100 sampai 300-an orang.
Sesungguhnya hiruk pikuk demam KPOP sangat terasa di dunia maya.
Jika menilik dari komunitas fans sendiri, masing-masing grup punya
fansbase di Indonesia, biasanya satu grup satu fanbase. Untuk ukuran
fanbase Indonesia tidaklah sebesar Thailand atau China. Di Indonesia,
satu grup bisa memiliki dua atau lebih fanbase sehingga jumlah fans
menyebar atau malah tidak dapat dihitung dengan pasti karena satu fans
bisa berfabung dalam beberapa fanbase.
Contohnya untuk Super Junior, fanbase tertua adalah sujunesia, sejak
2006. Kemudian fanbase sujuindo. Dua forum ini yang paling terkenal dan
punya nama di komunitas fans, masing-masing anggotanya kurang lebih
6000 orang. Umumnya fans di Indonesia akan bergabung dengan fanbase
internasional, terutama untuk mendapatkan informasi terbaru yang lebih
akurat.
Meski jumlah fans asal Indonesia masih kalah jika dibandingkan dengan
Thailand atau China, fans Indonesia merupakan fans militan yang aktif
mengcover (meniru lagu dan aksi panggung) lagu Korea dan menaruhnya di
Youtube. Fans KPOP Indonesia pun sangat loyal karena mereka rela keluar
uang untuk membeli album asli dari Korea agar meningkatkan peringkat
sales album idolanya di chart musik Korea. Album Korea rata-rata di atas
$11 USD dan album Korea yang diterbitkan di Indonesia oleh label resmi
umumnya berharga Rp100 ribu-an.
Selain militan dan loyal, fans KPOP Indonesia termasuk gemar membeli
merchandise KPOP seperti photobook, kalender, poster, kaos yang
harganya mencapai ratusan ribu rupiah. Peluang bisnis ini dhmanfaatkan
dengan pertumbuhan berbagai toko online produk Korea.
Fans Indonesia juga termasuk rela keluar kocek lebih dalam lagi demi
menonton konser artis pujaan mereka yang manggung di Singapura atau
Kuala Lumpur, saat Jakarta tak termasuk dalam daftar kota tur yang
disinggahi.
Melihat militansi fans Indonesia, maka produsen Korea Selatan dengan
mudah merebut pasar untuk beragam produk mereka, terutama mobile phone.
Lihat saja bagaimana LG berhasil menarik fans KPOP dengan menggunakan
Super Junior sebagai brand ambassador dan promo-promo berkaitan dengan
Super Junior, yang otomatis meraih hati fans KPOP Indonesia yang
kebanyakan fans Super Junior. Strategi merajai pasar dilakukan dengan
menawarkan photobook Super Junior/Mousepad Super Junior jika membeli
produk tertentu. Bahkan diskon tiket Konser Super Junior pun menjadi
daya tarik promosi.
Selain LG, Sony pernah membawa Wonder Girls konser di Indonesia.
Dengan hanya membeli produk Sony bisa menonton gratis konser Wonder
Girls di tahun 2010. Alhasil banyak fans yang berbondong-bondong membeli
produk agar bisa menonton konser Wonder Girls.
Memang Indonesia adalah pasar yang luar biasa. Segala hal berbau
Korea, bisa dijual di Indonesia. Belakangan, tur ke Korea Selatan,
terutama ke lokasi drama Korea menjadi tujuan wisata yang banyak
diminati fans Indonesia. Maka tak salah jika disebut demam Korea mewabah
Indonesia.
Fenomena KPOP kini mulai membawa pengaruh musik di Indonesia yang
dulunya kebanyakan grup band dengan alat musik, sekarang menjadi
girl/boy grup yang menitikberatkan pada nyanyian dan tarian. Beberapa
nama meraup sukses dengan mengusung kemiripan gaya ala KPOP. Meski harus
diakui, berkat tempaan manajemen yang ketat, kualitas vokal dan
kemahiran dance personil grup-grup KPOP sangat luar biasa dibandingkan
grup pengekor di Indonesia. Sementara dalam seni peran, sejumlah
sinetron Indonesia, nyontek drama Korea, namun roh drama Korea toh tak
bisa merasuk dalam dunia sinetron kita.
Imbas demam Korea juga bisa dilihat pula dari kehadiran
majalah-majalah yang membahas Korea. Sebut saja: My Idol, Asian Stars,
Asian Plus, AsianHits, AsianLooks, AsianDrama, KoreanDrama dan Korean
Entertainment. Novel KPOP pun mulai bermunculan dan buku yang ditulis
oleh fans seperti buku SOB2ST karya group @B2STIndonesia, Korean Idol
karya Yuen Ai, Boyband dan girlband Korea karya Arif Sastranegara.
Padahal pada 2009-2010, baru sebuah blog saja yang tersedia untuk
menulis karya fiksi yang berkaitan tentang Super Junior.
Karena itu, bolehlah diklaim, demam Korea masih akan bertahan dan
berlangsung lama. Jika sakit demam bisa sembuh dengan obat yang tepat,
apakah ada yang mampu menurunkan demam Korea?...
Posted By : chachakoreanlovers.blogspot.com
Sumber : mediaindonesia.com
Image By : chachakoreanlovers.blogspot.com